banner

Kobayogas.com – Hola lads, salam geberrr.. Mungkin dari sekian pembaca KBY yang suka akan balapan paling seru sejagad yaitu MotoGP sudah tahu kalau Maverick Vinales akan tetap bertahan di Yamaha Factory untuk musim 2021 – 2022 sebagai pembalap utama, dan sudah tahu juga pastinya kalau pendampingnya bukan lagi sang legenda, melainkan pembalap wonder kid Fabio Quartararo asal Prancis yang diambil dari tim satelit Petronas Yamaha SRT. Tapi ternyata dibalik bertahannya Vinales dan diambilnya Quartararo yang berarti “didepaknya” Rossi untuk musim 2021 mendatang ada cerita yang sangat seru dan penuh drama!

Drama seru di motoGP tersebut ini berhasil “diungkap” oleh rekan blogger yang menjadi mentor KBY di dunia blogging selama ini, Wak Haji TMCBlog. Sungguh cerita yang sangat panjang sebenarnya dan dalam bahasannya tersebut wak haji dapat dikatakan “gagal” menyembunyikan emosinya (semangatnya) yang meluap luap hingga seru juga membacanya hehe.

Nah KBY tidak akan membahas sepanjang TMCBLog tapi akan mengambil intisari dan beberapa bagian penting yang tidak menghilangkan keseruan dari drama tersebut, dan KBY juga paham, tidak semua pembaca suka artikel yang panjang hehe, dan semoga yang belum sempat baca bisa mendapatkannya di sini..

KEJUTAN PERTAMA: BERGABUNGNYA FABIO QUARTARARO!

Sebelum resminya berita Fabio Quartararo bernomor 20 bergabung ke Yamaha Factory Racing, tersebar berita spekulasi bahwa Maverick Vinales akan hengkang! Entah ke Ducati, Honda, Suzuki bahkan mungkin KTM. Ini disebabkan isunya FQ20 akan bergabung ke Yamaha dan membuat posisi Vinales seakan mengambang dengan status “pembalap ketiga”. Banyak pengamat yang mengira Quartararo akan menjadi tandem sang legenda hidup Valentino Rossi namun ternyata kejutan hadir lads.

Kalau bergabungnya FQ20 dianggap gak terlalu heboh dan mengejutkan karena sudah ditebak menjelang akhir musim 2019, baiklah, bagaimana dengan ini, Quartararo mendepak Rossi! Ya, Vinales lah yang ternyata akan menjadi partner Fabio, bukan The Doctor! Gada yang menyangka kan? Laaah kok bisa?? Rossi itu kan Yamaha Darling! Udah gila apa ya YFR? Ya disinilah keseruan cerita dimulai.

Fabio Quartararo resmi bergabung dengan Yamaha Factory GP

KEJUTAN KEDUA: KEPUTUSAN PENTING YAMAHA

Menurut TMCBlog, Yamaha telah mengambil banyak sekali keputusan penting yang mengubah secara masif tatanan team Yamaha ke depan. Dimulai dari proses Yamaha bersepakat dengan Maverick Vinales untuk lanjut bersama Yamaha di 2021 dan 2022 dilanjutkan dengan konfirmasi Fabio Quartararo sebagai pembalap kedua di team Factory Yamaha mulai musim 2021.

Muncul juga komitmen Yamaha terhadap Valentino Rossi dan akhirnya pengumuman Jorge Lorenzo sebagai test rider. Ya, keputusan penting Yamaha adalah memilih Vinales dibanding mempertahankan Rossi, dan mengganti sang legenda dengan anak muda berprospek sangat cerah asal Prancis, Quartararo. Pasti ada alasan untuk itu semua kan?

KEJUTAN KETIGA: BERONTAKNYA VINALES!

Maverick Vinales melakukan perubahan pendekatan terhadap race weekend yang luar biasa berbeda di tahun 2019 semenjak seri Catalunya 2019. Vinales merasa: cukup sudah, enough is enough dalam mengikuti arah development Yamaha M1 2019 yang sepertinya memang Rossi Centris kala itu. Singkatnya, Vinales menentukan sikap dan memilih pendekatannya sendiri – demi dirinya dan Yamaha tentu.

Di depan media Yamaha selalu bilang bahwa semua pengembangan berbasiskan masukan dari kedua rider (Rossi dan Vinales). Kenyataan klaim Yamaha tersebut jelas tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Carbon swing-arm, double barrel exhaust adalah bukti empirik betapa kuatnya pengaruh Valentino Rossi dalam penentuan arah development Yamaha M1 musim lalu – yang ternyata hasilnya gagal total untuk kedua pembalap.

double barrel-M1 racikan Rossi

Sejak GP Catalunya 2019, Maverick Vinales hanya percaya pada kata hatinya. Swing-arm carbon, double barrel exhaust hasil masukan Rossi diinfokan hanya dicobanya sekali. Sisanya, ia memutuskan racikannya sendiri. Akhirnya parts yang dibuat dengan biaya riset mahal dan berbahan dasar/material yang tidak murah tersebut hanya menjadi hiasan pinggir box dan Maverick tidak mau menyentuhnya lebih lanjut. Kecuali sang penggagas, ya iyalah masa yang minta gak make hehe.

Bahkan menurut TMCBlog dari berbagai sumber andalannya, sebelum Vale menyerah – Vinales terus diojok ojok dipaksa untuk mencoba dua parts disebut di atas, tentu dirinya ogah, settingannya versi dirinya sudah pas dan terbukti menuai hasil positif. Bahkan disebutkan MV12 sudah mulai merasa terganggu dengan paksaan tersebut karena bisa merusak set up yang sudah dia temukan pasca MotoGP Catalunya 2019.

Bahkan Rossi sendiri akhirnya ‘menyerah’ dan akhirnya tidak menggunakan dua parts yang merupakan hasil racikannya sendiri tersebut – pastinya karena tidak ada hasil yang positif dong dan kembali menggunakan swing-arm alumunium dan knalpot slash cut biasa.

Maverick pun sukses memperlihatkan kepada Yamaha dan kepada dunia bahwa di sisi ini ia menang dari Valentino 1-0. TMCBlog berusaha berani bilang bahwa arah pengembangan Yamaha M1 di awal 2019 dimana saat itu disinyair kuat Valentino Rossi sebagai nahkoda development motor (Rider nomor 1) adalah kurang solid. Namun untungnya semua itu dipahami dan segera cepat diantisipasi oleh petinggi YMC di Jepang.

KEJUTAN KEEMPAT: HADIRNYA SOSOK TAKAHIRO SUMI

Takahiro Sumi adalah personal paling muncul di sepanjang 2019 dan awal 2020 ini, Berbeda dengan Tsuya-san yang ia gantikan. Segala kemajuan yang dilakukan Yamaha ini juga berhubungan dengan rotasi dari management mereka di sektor “orang Jepang”. Mungkin apabila tidak ada rotasi Hiroshi Ito menggantikan Kouichi Tsuji atau pun Sumi san sebagai suksesor Tsuya san di akhir 2018, mungkin hingga saat ini Yamaha masih akan jalan di tempat!!

Sinyalemen angin perubahan yang dibawa oleh Takahiro Sumi adalah ketika ditanya oleh sahabat TMCBlog Manuel Pecino Di GP Australia 2019. “Lin Jarvis mengatakan pada banyak kesempatan berbeda bahwa Valentino akan menjadi pembalap Yamaha selama yang ia inginkan. Ini akan menimbulkan masalah di Yamaha karena kalian punya dua pembalap cepat, muda dan cepat : Vinales dan Quartararo. Apa yang terjadi jika Valentino memutuskan untuk melanjutkan balap pasca 2020? “

Jawaban Sumi san kala itu adalah “Saya masih belum tahu, Kami akan benahi hal ini ketika saatnya tiba nanti. Sekarang saya konsentrasi sepenuhnya untuk melakukan segala yang diperlukan untuk bisa kembali memenangkan balap dan championship. Perasaan dan kondisi pembalap bisa berubah bergantung pada performa dari motor. Kami harus melihat bagaimana reaksi Valentino di motor baru dan saat ia bisa memenangkan balap lagi.”

Pernyataan Sumi san kepada Manuel Pecino ” . . . Kami akan benahi hal ini ketika tiba saatnya nanti . . . “ menurut TMCBlog artinya sangat dalam dimana bisa saja sebagai clue terhadap apa yang akhirnya diputuskan oleh Yamaha factory 2021 pada akhir Januari 2020 kemarin. Dan sudah tahu kan keputusannya seperti apa??

KEJUTAN KELIMA: DUCATI [SANGAT] INGIN VINALES!

Di musim 2019 terlihat Vinales menunjukkan progres yang sangat baik sebagai pembalap dan juga sebagai rider developer yang siap memimpin development Yamaha M1 ke depan. Hanya Maverick yang bisa menang dengan Yamaha M1 di dua tahun ini, Maverick lah yang menghentikan torehan memalukan Yamaha yang tak kunjung menang di tahun-tahun sebelumnya, Maverik lah pembalap Yamaha yang finish di posisi tertinggi klasemen championship, masih banyak lagi.

Keputusan Maverick untuk menentukan setupnya di sepanjang 2019 membawa fakta bahwa akhirnya Vale mengakui secara tidak langsung bahwa arahannya dengan dua parts sebelumnya adalah keliru, hal ini juga memperlihatkan kepada Yamaha siapa pembalap yang siap dan memiliki kapabilitas dalam penentuan arah development.

Progres Vinales tak luput dari pantauan Ducati lads, TMCBlog dari sumber sumber terpercaya bahkan menyebutkan bahwa Ducati adalah pabrikan yang sangat ngebet sama Maverick Vinales! Pada awal januari 2020 Ducati disinyalir sudah memberikan proposal solid kepada Vinales mengenai keinginan mereka agar maverick bisa membesut Desmosedici di 2021 nanti dimana isinya sangat menarik untuk seorang MV12 yang sangat merindukan pengakuan di dalam tubuh suatu tim.

Bahkan levelnya  sudah dalam tahap di mana Ducati hanya butuh Maverick yakin dan menandatangani kontrak buat 2021. Ducati sangat yakin hanya Maverick lah yang sanggup meladeni dan memiliki potensi mengalahkan nama yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi Ducati, Marc Marquez. Spaniard x Spaniard!

KEJUTAN KEENAM: ULTIMATUM VINALES KEPADA YAMAHA!

Sepanjang Januari 2020 Maverick galau karena tentu tak ingin salah langkah. Selama ini ia hanya bisa menurut dan request hal-hal ‘receh’ kepada Yamaha Factory Racing dan ujung-ujungnya referensi development belum 100% dipercayakan padanya. Keberanian Maverick memuncak seiring keinginannya menjadi pembalap nomor 1 Yamaha dan sebagai rider developer di tim tersebut.

Usaha pertama Maverick dilakukan dengan cara halus, yaitu menghubungi salah seorang petinggi dari tingkat management team Monster Energy Yamaha dimana jawabannya membuat dirinya kecewa yaitu “belum dapat memberikan keputusan karena sedang LIBURAN.” Gimana gak galau hehe.

Dengan penawaran Ducati yang sudah di ambang pintu sementara ia masih sangat percaya pada Yamaha M1, ia harus memutuskan dengan cepat. Akhirnya Vinales memberanikan diri potong kompas bertanya ke Jepang dengan bahasa yang setengah terasa meng-ultimatum kepada Takahiro Sumi mengenai permintaannya menjadi rider no. 1 dan sebagai Reference rider buat Yamaha dan meminta jawaban secepatnya karena Ducati sudah menuju garis finish dalam memperoleh tanda tangannya. Gilanya Maverick juga melampirkan fakta jawaban “sedang liburan” dari management team di Eropa. Ultimatum setengah putus asa nih lads!

Tindakan Vinales ternyata menuai hasil, karena keesokan harinya setelah mengirim pesan, dirinya ditelpon Lin Jarvis yang kira-kira meminta Maverick untuk tidak membubuhkan tanda tangan kontrak kepada pabrikan manapun dan segera Maverick dipanggil ke Jepang dan berbicara soal finalisasi kontraknya dengan Yamaha untuk 2021. Vinales sukses merubah jawaban “sedang liburan” menjadi “tahan deal dengan semua pabrikan”!

AKHIR DRAMA

Hasil akhirnya sudah pada tahu kan? Dan tebak pabrikan pertama yang langsung merespon saat Yamaha mengumumkan rider mereka adalah? Ducati! Baik Paolo Ciabatti maupun Gigi Dall’Igna saat itu langsung koar-koar di media, menggambarkan betapa kesengsemnya Ducati untuk bisa memperoleh tandatangan satu di antara kedua bidikannya ini – sekaligus menunjukkan kekecewaannya.

Terpilihnya duet Maverick Vinales – Fabio Quartararo sebagai punggawa Yamaha Factory 2021-2022 menunjukan bahwa memang lagi-lagi ada perubahan paradigma dari petinggi Yamaha di Iwata – Jepang soal bagaimana mereka ingin kembali bisa kompetitif, keinginan bisa segera mengalahkan kompetitor abadi mereka yakni Honda. Terlihat bagaimana mereka memikirkan kembali cara lain yang win – win solution mengenai soal apa yang terjadi jika kharisma Rossi lepas dari Yamaha dan berefek ke marketing. Memberikan support motor factory spec ataupun menjadi brand ambassador adalah hal yang dikejar.

Itulah sedikit cerita yang TMCBlog berikan tentang Cerita Seru Dibalik Bertahannya Vinales Di Yamaha Dan “Didepaknya” Rossi Musim 2021 lads. KBY potong dan semoga tidak mengurangi esensi drama tegang nan seru tersebut. Opini KBY pribadi? Rossi adalah pembalap luar biasa, tidak ada satupun termasuk KBY yang meragukan kepiawaiannya, tapi waktu terus berjalan, skill bisa berkurang seiring bertambahnya usia dan mengurangi ketajamannya serta intuisi termasuk dalam hal mendevelop motor balap.

Kasus Rossi dialami semua atlit olah raga di dunia kok lads, Striker tim sepakbola setajam apapun pada akhirnya akan mandul karena usia yang bertambah, pemain sayap yang mampu berlari kencang dan lincah akan berkurang kecepatannya seiring bertambahnya usia. Bek jangkung tidak lagi mampu melompat tinggi dalam menghalau bola, kiper tangguh refleknya semakin lambat akibat faktor usia.

Yamaha jika masih ingin menang di motoGP ya harus berani move on, harus sadar bahwa banyak talenta muda bermunculan meski tidak menjamin kualitasnya akan sehebat dan selama Rossi di masa jayanya. Begitu pula duet Vinales dan Quartararo ke depannya, tidak ada yang berani menjami 100% kemenangan akan selalu diraih, tapi 1 fakta sudah terungkap, dua tahun selama dengan Rossi yang terus menurun kemampuannya, Yamaha tak pernah menang lagi kecuali di tangan Vinales.. Salahkah jika Yamaha berharap kemenangan mampu diraih duet baru tersebut? Tapi siapa tau ternyata Rossi bangkit di 2020 ini, waduh makin puyeng dah Yamaha..

artikel asli: TMCBlog dari berbagai sumber

Baca juga artikel lainnya, terima kasih sudah bantu sharing 🙂

16 KOMENTAR

  1. Bisa jadi mbah legend sudah merasa nothing to loose (dan mau pensiun pula) malah balapan tahun ini jadi all out biar menang minimal satu seri

  2. Missvnales : haha, hehe
    Kakeklejen : ketawa formal (dlm hatinya kecut;mungkin)
    Paduka : haha minggat sono loooooeee !

  3. Artikel yang bener2 panas di warung wakhaji tmcblog.

    Baca artikel nya terbengong2 sampe kopi aja ga keseruput.

    Baca komennya isinya fumiyem marah2 ga terima.

    Salut buat Vinales, udah berani ngedobrak lambat nya respon managemen yamaha. Semoga bisa jadi contender yang sebenarnya buat Marquez.

    ———
    Buat mang kobay artikel nya sama aja ni panjangnya….

    Daripada bikin artikel Kayanya lebih seru bikin video reaction baca artikel wakhaji nya deh.

  4. Akhirnya Yamaha sadar juga sejak VR dari Ducati balik lagi ke Yamaha, si VR bawa sial buat Yamaha. Lah gimana nggak sial kalo di Garasi Yamaha ada dua pasangan Gay (Rossi & Ucio). Ahahahahaa LGBT kok dipelihara ya terkutuklah Yamaho.
    Emang sih si LGBT Rossi pernah juga bikin sukses Mahonda sebelum ke Yamaho. Tapi dulu thn 2004 Mahonda keburu sadar makanya ngelepas Rossi ke Yamaho.
    Ducati aja sempat loh 2 tahun kena sialnya si Rossi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini