banner
Ducati Monster 795
Sebelum jalan Adzan dulu ya nak? 😀

Ducati Monster 795 Corse Termignoni Spec yang dipercayakan oleh Moto8 untuk dipinjamkan kepada KBY memang asyik dan nikmat dikendarai sendiri, bagaimana jika berboncengan harian? Masih nikmat kah atau feel awful?

Kobayogas.com – Memang tidak salah untuk memanfaatkan momen meminjam unit Ducati ini sepanjang minggu pertama bulan Agustus, jalanan yang relatif masih sepi karena belum semua pemudik kembali serta belum masuknya anak-anak sekolah membuat KBY dapat menikmati full enjoyment dalam mengendarai Ducati Monster 795 baik sendiri maupun berboncengan…

Inilah kisah terakhir dari Trilogy Ducati Monster 795… Sepanjang Senin dan Selasa KBY sengaja mengajak boncenger untuk dapat merasakan dan memberikan feedback kepada KBY seputar impresinya menjadi boncenger di atas Ducati Monster. Selain itu, bagi KBY sendiri pun dapat merasakan impresinya sebagai pengendara yang mempunyai boncenger, bisa saja kah atau malah menderita?

Hari Senin, KBY sudah terbangun lebih pagi, semangat membawa moge Ducati yang belum pernah KBY review sama sekali untuk impresi berkendara harian terus bergelora dalam hati. Selain itu, berangkat pagi tujuannya adalah menghindari macet, walaupun kopling Monster ini termasuk empuk namun bayangan sakitnya jari-jari tangan kiri saat membawa MV Agusta Brutale 1090 R di kemacetan masih terus menghantui… agak-agak kapok lads!!

Hari Minggu tanggal 3 Agustus lalu KBY sudah cukup puas merasakan impresi berkendaranya saat sendirian, hari Senin dan Selasa tanggal 4 dan 5 Agustus-nya, KBY mendapatkan boncenger untuk merasakan impresi dibonceng di atas pelana Ducati Monster 795 ini. Kondisi berboncengan ini dilakukan pulang dan pergi kantor, berangkat pukul 6.30 dan pulang pukul 17.30… jarak tempuh PP sekitar 20-21 KM dengan rute duren sawit-cipinang-tebet-pancoran-mt haryono-cawang-kebun nanas-cipinang-duren sawit.

JOKNYA NYAMAN

Menurut yang dibonceng, sebut saja dia Mawar, duduk dibagian belakang Monster cukup nyaman, suspensinya lumayan empuk dan busa joknya selain lembut juga dapat menopang dengan baik. Rasa panas yang sempat dikhawatirkan boncenger tidak terjadi, yang dirasakan hanya hangat suam suam kuku. Sebaliknya, KBY sebagai pembonceng justru merasakan porsi hangat yang berlebih di bagian paha belakang, terutama saat harus menunggu lampu merah.

Keluhan dari boncenger adalah pinggangnya ternyata cukup pegal jika harus berpegangan saat kecepatan cukup tinggi, ini efek dari tubuh KBY yang condong ke depan untuk memegang setang sehingga boncenger mau tidak mau harus mengikuti posisi tubuh sang pembonceng. Saat harus meliak-liuk diantara kendaraan lain pun KBY tidak terlalu merasakan perbedaan yang signifikan antara ada boncenger atau tidak. Monster tetap stabil, cukup mudah dikuasai dan tenaganya tidak terasa terkebiri dengan adanya tambahan beban di belakang.

KBY sendiri tidak terlalu mengeluhkan adanya boncenger di belakang, posisi berkendara yang cenderung ke depan dan setang yang lebar ternyata cukup mempu menahan gaya beban boncenger saat harus melakukan pengereman. Malahan jika dibandingkan membonceng si sulung pada hari Rabu tanggal 6 Agustus yang sudah mulai masuk sekolah, lebih pegal membonceng si sulung karena dirinya selalu bertopang pada tubuh KBY terutama saat melakukan pengereman.

Keluhannya sih termasuk umum ya untuk motor-motor jenis ini, yaitu pegal di tangan/ telapak. Feedback dari si Sulung pun positif, dirinya lebih suka dibonceng Monster daripada Z 250, sama dengan komentar mawar.  KBY memang cukup terbantu dengan berangkat lebih pagi serta dengan masih lengangnya lalu lintas pasca lebaran. Kalaupun harus mengalami stuck, harapannya hanya sebentar sehingga panas yang muncul dari kompartemen mesin tidak sampai membuat tidak nyaman.

TES KE PANAHAN SENAYAN

Selasa malam pulang kantor, KBY sempatkan untuk ketemuan bersama teman-teman blogger Jakarta dan komentator. Kesempatan untuk menjajal Ducati Monster dari Pancoran ke Panahan Senayan, mumpung jalanan tentunya masih cukup sepi. Sedikit terjebak macet saat menuju lampu merah kuningan, hawa hangat mulai menjalar di daerah paha.

Karena ada insiden si Monster sempat ogah hidup paginya dan menjelang pulang kantor, KBY tidak berani untuk mematikan mesin di lampu merah Kuningan, sehingga hawa hangat yang sudah mulai panas harus ditahan bulat bulat, padahal lampu merah Kuningan dikenal cukup lama menyalanya. Apes pisan 😀 Tapi pandangan dari biker lain cukup membuat lupa panasnya mesin Monster.

Begitu lampu hijau menyala, KBY menarik nafas lega, akhirnya terbebas juga. Bersamaan dengan motor lain, Monster melesat makin di depan dan di depan, menyisakan debu debu di belakang :D. Pulangnya lebih asoy lagi karena kendaraan sudah mulai berkurang, KBY pun bisa lebih enjoy menikmati perjalanan bersama sang Monster…

TIPS KBY

Untuk menghindari sergapan hawa panas yang berlebih dalam mengendarai Moge untuk kondisi harian, KBY mempunyai triks tersendiri yang mungkin saja bermanfaat bagi rekan semua:

  • Gunakan celana tebal seperti jeans atau riding wear even better
  • Pakailah alas kaki yang layak, lebih baik lagi yang semata kaki
  • Hindari menggunakan celana pendek kecuali bulu kaki ingin di wax secara gratis
  • Berangkat lebih pagi, pulang on time agar tidak kena macet
  • Jika kita hafal tempo menunggu lampu merah yang dilewati harian, mematikan mesin adalah cara yang ampuh untuk meminimalisasikan hawa panas yang diterima bagian kaki. Pastikan accu dalam kondisi sehat, kecuali pengen dorong-dorong MoGe
  • Kalau bisa jarak tempuh PP jangan lebih dari 40 KM kecuali sudah terbiasa.
  • Kenali jalan tikus yang bisa menjadi jalan alternatif jika terkena macet, kecuali milih kepanasan tapi dilirik orang-orang

Demikian lads tematis test ride dan review harian selama 4 hari bersama Ducati Monster 795 yang dapat KBY bagikan pengalamannya kepada lads semua. Terima kasih banyak kepada Moto8 terutama Bro Steven Oentoro atas kepercayaannya kepada Kobayogas.com.

Thanks for reading…mangga digeber ladsss…

link Videonya lads…

[youtube=http://youtu.be/6WtA9PgEU_o]

93 KOMENTAR

  1. monsternya masih pake pendingin udara ya Om? wah sayang banget motor mahal masih begitu, but hey, ini kan ducati:D?!?

      • monster 795 mah masih 2 katup per silinder, cuma yang bikin spesial dia pake desmodromic valve (naik turun valve nggak diatur sama pegas tapi dikendaliin langsung sama camshaft). Plus masih air cooled (ini nih kayaknya yang bikin panas diatas rata rata.

        Monster 696, 795 & 796 masih pake mesin Desmodue L-twin 2 valve per silinder (mirip sama V twin, cuma penempatan silindernya aja yang diputer 90 derajat kedepan) & air cooled.

        Kalo Monster 821 & 1200 udah adopsi mesin Testastretta, 4 valve per silinder & Liquid Cooled

  2. Ngges katempok alasanana diical ku nu bogahna.. Teu nyaman dianggona keur harian.. Air cooled? Motor badak nganggo air cooled keneh? Rek sauna? Kirang juuoosss

  3. Hindari menggunakan celana pendek kecuali bulu kaki ingin di wax secara gratis.
    berarti mbah dukun udah biasa kali ya di wax gratis??

  4. masih mending MV Agusta brutale 800 kemana-mana, engine 3 silinder-nya keliatan betul2 kompak, clean, & eye catching, warna merah silinder head-nya keren abis:))

  5. yg MV Agusta brutale 675 agak screaming karakter engine-nya, eh tapi kan MV Agusta brutale 800 enginenya hasil stroke-up dari 675, bore-nya tetep.

  6. btw ane dukung om yg sejauh ini tidak nulis soal press release pabrikan(CMIIW), gak penting kek kurang bahan artikel aja, IMHO :)))

  7. Mantap reviewnya, gimana ngga panas ya kang, nah silinder satunya pas di selangkangan, wkwkwkwkkkk…. 😀

    • iyah… duren sawit… kalau liatnya daerah cipinang ps gembrong, pd bambu, bisa jadi itu saia, treknya lwt situ soalnya hehe..apalagi kalau helmnya hijau…

      • Saya juga tinggal di duren sawit juga. Di sebelah mananya om?

        Saya lihatnya waktu itu dari duren sawit ke perumnas klender, bawa anak kecil dibelakangnya. Warnanya merah polos (nggak ada motif corse seperti di blog). Jangan-jangan kembarannya om Kobay lagi? hahaha….

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini