banner

Kobayogas.com – Hola lads, salam geberrr… Seperti yang mungkin sudah kita ketahui bersama lads, efek pandemi Corona Virus yang melanda dunia tentunya termasuk Indonesia akan berpengaruh ke segala aspek kehidupan, utamanya ke urusan perut alias perekonomian. Salah satu dunia yang akrab dengan kita sebagai penggemar otomotif yaitu pasar sepeda motor dan mobil juga terkena efeknya lads, dampaknya bahkan bisa dikatakan mengerikan melihat perhitungan sementara hingga Maret 2020 ini pasar lesu, sangat jauh dibandingkan tahun sebelumnya..

Sejak digaungkan secara resmi kejadian luar biasa Pandemi Virus Corona di Indonesia tercinta pada pertengahan Maret 2020 kemarin (tepatnya 13 Maret 2020), langsung memberikan dampak negatif yang signifikan pada pasar otomotif lads. Bahkan dapat dikatakan akan berefek mengerikan jika pandemi ini sebutlah menjelang kuartal ketiga baru kelar. Selain itu, adanya perubahan regulasi pada proses pembiayaan juga membuat pasar otomotif khususnya roda dua di Indonesia turun drastis. Hiks…

SEMUA MEREK TERKENA DAMPAK

Penurunan penjualan pada semua Merk sudah terlihat, disebutkan penurunan terjadi di atas angka 20% di bulan Maret. Bahkan sang pemimpin market share yaitu Honda yang selalu tinggi penjualannya dan bisa dikatakan cukup ongkang ongkang kaki saja terkena hantaman dahsyat dimana mereka melakukan konfimasi penurunan sebesar 30% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (2019).

Bisa dibayangkan kalau yang paling tinggi saja penurunannya sebesar itu, bagaimana dengan merek lain di era pandemi Corona yang menyebalkan ini? Membayangkan saja sudah ngeri lads.. sedih.

Yang lebih mengerikan lagi, data penurunan tersebut bahkan belum sebenarnya terlihat, karena masih bergantung penjualan di tengah bulan pertama saat pandemi dan pembatasan belum digaungkan resmi. Perubahan peraturan Leasing juga baru terjadi di akhir bulan Maret. Sehingga penjualan unit unit motor masih dapat dikatakan cukup terbantu di bulan tersebut.

BULAN RAPOR MERAH PASAR OTOMOTIF INDONESIA

Bulan April akan menjadi bulan awal mimpi buruk bagi pasar otomotif nasional khususnya roda dua (dimana KBY yakin roda empat pun mengalami hal yang sama). Yang KBY ketahui (silakan ditambahkan jika ada), harga minyak dunia yang terjun bebas, di sisi lain  membuat perusahaan otomotif dapat tetap melakukan produksi karena otomatis biaya produksi menjadi lebih murah.

Secara perhitungan, keuntungan lebih besar akan dapat dihasilkan, namun semuanya percuma jika penjualan anjlok berlarut-larut alias siapa yang mau beli di era seperti ini? Semuanya terbatas, aktivitas harian, kerjaan, ekonomi morat marit terlebih bagi rekan rekan yang pendapatannya mengandalkan duit harian, boro boro mikir motor boskuw, perut dulu urus!

Efek produksi yang terus menerus akan dapat memberikan beban balik bagi para produsen, karena tanpa penjualan, stok motor akan menumpuk, ujung ujungnya produksi akan distop juga pada akhirnya. Usaha pabrikan (dan toko lainnya yang KBY tahu) untuk membayar gaji pegawai dan biaya tetap yaitu akan memberikan diskon dan program cuci gudang meskipun sebenarnya bisa merugikan produsen sendiri. Itupun jika masih ada yang mau membeli, jika tidak maka pabrik akan hibernasi lebih lama yang berefek pada karyawan akan dirumahkan dan akan ada pemotongan.

SISI POSITIF

Memang ada? Ya kalau mau dilihat sih ada saja terutama dari sisi konsumen, misal produsen akan melepas syarat-syarat pembelian motor bagi dealer serta leasing sehingga akan mempermudah kembali administrasi pembiayaan. Seperti di atas, akan juga mendapatkan keuntungan lebih, diskon tinggi, bonus menarik, paket lengkap dan kemudahan lainnya. Tapi siapa konsumennya? Paling segelintir, mereka yang punya duit lebih dan memang memanfaatkan momen tersebut.

Kejadian ini bukan dongeng semata, juga bukan ingin bikin kita jadi parno, ini adalah hal yang terjadi saat ini. Di bulan April terhitung sampai hari ini infonya para pabrikan masih menjual dalam jumlah ratusan unit, puluhan bahkan tidak sedikit dealer yang belum melakukan penjualan sama sekali lads.

Semoga Allah SWT segera menghapus bencana ini dari dunia ya Aamiin.. efeknya ngeri lads, sengeri memakan korban jiwa hiks…

Baca juga artikel lainnya, terima kasih sudah bantu sharing 🙂

23 KOMENTAR

  1. harga minyak dunia turun, tapi nilai tukar dolar naik, ujung ujungnya sama saja.

    sayang data penjualan AISI sudah gak di publish lagi,
    tapi gosipnya penurunan penjualan sudah sampai 40%

  2. harga rasional menurun drastis krn imbas corona dan penurunan daya beli masyarakat. kalo pabrikan nggak melakukan penyesuaian, tren penurunan pasti akan berlanjut sampe perusahaan gulung tikar.
    sederhana aja, mungkin uang memang punya, tapi siapa yag mau beli motor saat harga kebutuhan pokok merangkak naik, berbanding linear dengan kelangkaan stok.
    singkatnya, prioritas masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar. motor bukan kebutuhan utama saat ini.

    Dan perusahaan masih ngotot menjual produknya, dengan harga yang sama seperti saat belum ada krisis.

  3. pasti yang ancur2an honda deh, karena segmen motor pekerjanya banyak banget. mungkin motor hobi juga turun sih.

    buat yang karyawan dan akhirnya WFH, dampak ekonominya mungkin ga brasa2 amat, yang kasihan buruh pabrik harian atw pekerja2 yg cari uang harian, sedih denger beritanya . . .

  4. Blogger otomotif gimana ya,masih di tf sama si bos ? Terus karyawan pabrik motor & mobil banyak yg di rumahin dong

  5. Pemikiran gila saja.

    Apakah mungkin elit takedown G20… Secara korban banyakan di situ. Mungkin sudah jenuh pertumbuhannya.

    Buat gw. Media lebih ganas daripada kopet19nya??. Gimana nggak , pagi siang sore malem hampir sebulan beritanya itu² mulu.. yg ada otak gw ke cuci dgn kengeriannya.

    Entahlah..

    #selalu jaga kesehatan.

  6. Fnb ge terdampak mang. Asli karasa. Niat hayang meuli gsx deui tahun ieu batal. Sing kabeuli taun hareup amin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini