banner

Kobayogas.com – Hola lads, salam geberrr.. Luar biasa performa dari Honda CBR250RR, dua musim berturut turut alias back to back membawa pengendaranya menjuarai kejuaraan Asia Road Race Championship (ARRC) 2018 di kelas AP250 alias 250cc. Setelah tahun 2017 lalu mendominasi dan membawa Gerry Salim menjadi juara umum, kini setelah Gerry naik kelas, giliran Rheza Danica yang menjadi juara umum. Kedua pembalap tersebut merupakan satu tim dari Astra Honda Racing Team (AHRT). Tapi di musim 2018 ini usaha Rheza tidaklah mudah, rekan setimnya, pembalap muda bertalenta besar, Mario SA ketat dalam perolehan poin. 

Bahkan di race kedua ARRC AP250 hari ini di sirkuit Sentul Bogor, Mario kembali meraih pole position di depan Rheza dan Ahwin. Sebelum race, para pembalap tim AHRT yaitu Mario, Rheza, Ahwin, Andi Gilang (SS 600) dan Irfan Ardiansyah (SS600)  memberikan kejutan dengan menghampiri tribun utama ke area para supporter Honda (yaiyalah masa ke area Yamaha ya wkwkwk). Wah rame dan heboh lads, terutama Mario yang punya wajah imut, ramai diserbu penggemar untuk berfoto bersama. Setelah ke Tribun, ketiganya digelandang ke Booth Honda guna sesi tanya jawab singkat.

Kembali ke balapan ARRC AP250 race 2, menarik juga bisa melihat langsung para pembalap asing yang punya performa ajib, sebut saja Anupab Sarmoon (500) dan satu satunya pembalap wanita yang berasal dari Thailand, Muklada Sarapuech (44). Untuk Muklada sendiri KBY sempat melihatnya di pit, bused tomboi beudd wkwk..

Muklada satu satunya pembalap wanita
Anupab Sarmoon, ganas di atas R25

BALAPAN YANG SERU, MARIO SA CRASH!

Balapan pun dimulai! Mario (16) sempat melakukan salah start yang membuat motornya wheelie, AM Fadly dari Kawasaki Manual Tech pun memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil alih pimpinan saat memasuki R1 alias tikungan pertama. Di lap lap awal ini sempat berganti pemimpin balapan beberapa kali, dari mulai Mario, AM Fadly, Ahwin hingga Rheza.

Hingga pertengahan lap yang jumlah total 12 lap, All New Kawasaki Ninja 250 yang digeber AM Fadly memberikan perlawanan yang sengit, bahkan jagoan tim satelit Yamaha, Rafid Topan di atas Yamaha R25 yang kemarin podium 3 juga gencar melakukan serangan, dan sempat beberapa kali berada di posisi 2 dan 3.

SUPER MARIO CRASH

Mario terlihat agak mengendur di lap 7 hingga sempat turun ke posisi 5. Para pembalap asing di belakang seperti Muklada dan Anupab juga memberikan perlawanan yang gigih bersama pembalap Yamaha Racing lainnya, Richard Taroreh namun jaraknya terlalu jauh dengan grup pertama yang diisi Rheza, Ahwin, AM Fadly, Rafid Topan dan Mario SA. Di lap ini Mario yang sedang berusaha mengejar poin dengan Rheza terpaksa harus mundur karena crash di S besar, belum tahu penyebabnya nih lads. Sayang sekali.

Mario (depan), Ahwin (kiri) dan Rheza

Sisa 3 lap, performa Honda CBR250RR besutan Rheza dan Ahwin makin menggila, tanpa adanya Mario, mereka menciptakan gap yang lumayan dengan grup 2 yang diisi oleh AM Fadly dan Rafid Topan yang saling salip salipan, seru juga melihat aksi mereka berdua ini dalam memperebutkan podium.

gap makin jauh dengan grup 2

RHEZA DANICA JUARA UMUM ARRC AP250 2018

Sisa 2 lap, Ahwin Sanjaya (198) tidak terlihat mengendur, malah Rheza Danica (123) yang terlihat kesulitan melihat celah untuk menyalip rekan setimnya itu. Hingga akhirnya bendera finish dikibarkan, Ahwin tak terkejar meskipun jarak keduanya hanya selisih cukup tipis. Posisi ketiga dihajar oleh AM Fadly bersama Kawasaki Ninja, sementara Rafid harus puas di posisi ke 4 dan gagal mengulang posisi podium 3 di race 1 kemarin.

Rheza Danica, sang juara umum ARRC AP250 2018

Dengan Mario yang tak mendulang poin baik race 1 maupun 2, otomatis Rheza yang sukses juara di race 1 kemarin serta podium 2 di race kedua hari ini didaulat menjadi juara umum ARRC AP250 2018! Padahal seri masih menyisakan 1 lagi di Buriram Thailand. Hati hati, para pembalap Thailand pasti akan geber pol di tanahnya sendiri. Luar biasa Indonesia, selamat buat Rheza Danica dan luar biasa Honda CBR250RR! Meski motor juara belum tentu jadi yang terlaris di penjualan, karena yang terbaik tidak selalu menjadi yang terlaris wkwkw.. Betul?

Baca juga artikel lainnya, terima kasih sudah bantu sharing 🙂

Mangga digeber ladsss… Thanks for reading and sharing this article…

Kunjungi juga blog di bawah ini ya.. www.sakahayangna.com

  • Email me: [email protected]
  • Facebook : @kobayogas
  • Twitter : @kobayogasblog
  • Instagram: Kobayogasblog
  • YouTube channel: Yogas Kobayogas
  • Path: Yogas Kobayogas.com

<

23 KOMENTAR

  1. CBR250RR layak jadi legenda setara NSR 150 SP karena sama2 mendominasi di kelas Sports Production ARRC era 90an di tangan pembalap Thailand Direk Achawong 1996-1999

    • wah mantap si mamang wawasannya, nuhun mang.. Jadi ARRC ini sebenernya udah lama juga ya? Kalau tahun depan juara lagi kayaknya baru pantes banget deh jadi legend..

      • AARC dimulai tahun 1996 kang.

        Dulu kelas tertingginya adalah series production 250 2 tak. sekarang diganti atau setara supersport 600cc 4 tak . Dikelas itu bertarunglah motor2 legenda dewa honda nsr 250, rg250gama dkk

        Kelas dibawahnya adalah sports production 150cc 2 tak. sekarang diganti atau setara asia production 250cc 4 tak. Dikelas itu dari kurun 96-99 Honda NSR 150 SP mendominasi padahal lawan tandingnya legenda lain seperti tzm150, rg150iiGama, bahkan krr150se.

        Tahun 2000 kelas 250cc 2 tak mulai diganti 600cc 4 tak hingga sekarang. Kelas150 2 tak dihapus diganti kelas prototype GP125 2 tak.

        Jadi prediksi saya, cbr250rr ini bakal jadi future legend setara nsr150sp karena kiprahnya mirip dan terbukti juara di kelas tertinggi asia, apalagi kalu tahun depan juara lagi, makin paten dah.

        Kang eno anderson yang lebih ahli sejarah motor kayaknya jg bakal sepakat sama pndapat sy. Hehe

        • Nuhun mang Joni, nambah nambah wawasan Saya nih.. Padahal dari dulu langganan otomotif tapi ga pernah ngeh sama ARRC kekeke.. Apa sempet berhenti?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini