banner

Yamaha R15 Tested

Kobayogas.com – Silaturahim yang KBY dan beberapa sahabat blogger pada hari Selasa, 5 Agustus 2014 lalu menghasilkan satu test ride yang selama ini KBY tidak terlalu idamkan. Mengetes R15 lads…

Apa tuh maksudnya tidak terlalu diidamkan? Ya maksudnya, kalau kebetulan ada yang punya dan mengijinkan test ride ya akan KBY tes, kalau tidak ada ya tidak terlalu maksa kepingin juga hehe. Nah kebetulan bro Faisal alias Isal Poiyo datang bersama Yamaha R15 berwarna hitam, warna kesukaan Ferboes…dan KBY diijinkan untuk meminjam R15-nya…

ERGONOMI dan RIDING POSITION

Ini dia yang sulit, menghabiskan dua hari bersama Ducati Monster, membuat KBY menjadi merasa aneh dengan riding position yang dimiliki Yamaha R15. Setangnya sedikit merunduk namun jangkauannya tidak sejauh si Monster yang harus meraih jauh ke depan, jok tinggi dalam arti berada di atas, membuat pengendara (dalam hal ini KBY) serasa berada dalam posisi On Bike (meminjam istikah Mbah Dukun) alias berada pada posisi menunggangi alih-alih menyatu dengan motor (in bike).

Masalahnya, jok Ducati memang berada lebih rendah dari tangki, ini membuat kita seakan akan bisa menjepit si tangki, sedangkan jok milik R15 hanya sedikit berada di bawah tangki. Dari sisi ini KBY merasakan posisi berkendaranya R15 tidaklah jauh  dari sang kakak, New Vixion Lightning (NVL), hanya tentu saja lebih nungging karena posisi jok yang lebih tinggi dan setang yang lebih rendah.

Kaki KBY yang dibalut sepatu Nike Salbolier Mid dengan sol cukup tinggi mampu memijakkan tanah dengan pede, meskipun tetap jinjit, namun bodi R15 yang (sangat) ringan membuat KBY merasa membawa motor mainan hehe…wajar lah wong dari Ducati yang bongsor bermesin 795 cc terus nyoba R15 yang lebih mungil.

Yamaha R15 Tested
Dengan sepatu agak tinggi hanya jinjit sedikit

Yamaha R15 Tested

PERFORMA

Serupa tapi tidak sama, mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan performa Yamaha R15 dengan NVL, bahkan dengan CBR 150 milik Mazped yang sempat KBY tes dahulu. Saat mesin dinyalakan, bunyinya halus, digeber geber pun tetap tidak ada bunyi (masih terpengaruh suara mesin L2 dan exhaust Termignoni milik si Monster nih :D). OKe, mari kita keluar pelataran parkir panahan, ceklek, kopling ringan bingits, gigi satu masuk dengan lancar dan nyaris tanpa bunyi.

Berjalan perlahan karena akan melakukan putar balik, KBY memberikan sein ke kanan. Selepas putaran, gas pollll… (maaf ya om Isal), mesin meraung (atau merintih?) dan RPM melejit cukup cepat menuju Red Line, tidak ada dorongan luar biasa disini (susah nih menghilangkan pengaruh si Monster)… Mesin tercekik dan sedikit brebet karena KBY telat melihat Red Line di 10,500 (R15 lebih tinggi 500 RPM dari NVL)… perpindahan gigi 2, 3 dan 4 mulus serta pas berada di red line.

Angka pada speedo menunjukkan 105 km/jam sebelum KBY mengerem di lampu merah depan Hotel Mulia untuk berbelok ke kanan ke arah Taman Ria. Menikung…mmmm kok aneh ya posisinya menikungnya, bikin gak pede, KBY tidak memaksakan melakukan putaran gas lebih dalam saat menikung. Sekali lagi menurut KBY ini pengaruh perubahan riding style dari Naked (Monster) ke Fairing (R15).

Asiknya memeras atau mengeksplor mesin motor kecil adalah, kita bisa tahu kemampuan maksimalnya dan kita bisa memperkirakan pergerakannya serta menghentikannya. Sangat berbeda dengan moge, kita tau powernya besar tapi tidak pernah tau semaksimal apa dia di jalan raya dan bagaimana menghandle serta menghentikannya meskipun kita tau piranti remnya sangat baik, karena ya itu tadi, powernya yang besar sangat unpredictable…

Trek lurus sejak lepas lampu merah Taman Ria hingga bawah flyover, kecepatan yang di dapat – sebelum harus mengendurkan throttle karena cukup banyak mobil melakukan putar balik di depan Taman Ria – adalah 115 km/jam. Sekali lagi berbelok dan berputar di bawah flyover, masih belum dapat gayanya, sehingga menikung cepat lagi-lagi belum bisa dilakukan. Kembali mesin dipacu saat menemui jalan lurus hingga tikungan ke kiri tepat di depan Hotel Mulia.

Yamaha R15 Tested

MUDAH WHEELIE

Urusan dapur pacu, KBY out of opinion bahwa di kelas ini (150 cc), performanya tidak ada yang benar-benar amberegul (baca: juara), semuanya bahrelway (baca: beda-beda tipis). Jikalau ada yang terasa signifikan pun in my humble opinion, lebih kepada power to weight rationya bukan karena powerful mesinnya.

Saat KBY melakukan test ride New Megapro FI beberapa waktu lalu, dan pernah juga mencoba CBR 150 milik Mazped Heru, performanya bisa dikatakan mirip-mirip.. Bahkan untuk wheelie New Megapro pun tidak terlalu sulit untuk melakukannya. Perbedaan tenaga yang ada menurut KBY tidaklah signifikan terasa untuk jalanan dengan trek kombinasi, kecuali kita start berbarengan pada trek lurus 3-4 km baru sepertinya terlihat keunggulan dari sisi power mesin.

Yamaha R15 Tested

Persamaan yang ada pada kelas ini adalah sama-sama tidak ada tendangan tambahan saat mencapai kitiran atas, semuanya terasa flat hingga menyentuh limiter bahkan untuk mesin DOHC milik CBR. Perbedaan limiter atau redline pun KBY coba ingat-ingat antara New Megapro, CBR dan kemudian dirasakan pada Yamaha R15 tidaklah membuat performa meningkat tajam, CBR meski mempunyai limiter lebih tinggi 500 RPM dari R15 (CBR 11,000 dan R15 10,500) namun saat menyentuh 10,000 pun tenaganya sudah terasa mentok hingga limiter.

Namun demikian untuk tipe motor sport berfairing, R15 ternyata cukup mudah untuk dibuat wheelie saat start awal, meskipun KBY bukan ahlinya, namun jika hanya membuat ban depan berdiri doang sih bisa heheh.. Dua kali percobaan dan keduanya sukses, entah setinggi apa namun sepertinya 30-40 cm dari tanah, sesuatu yang tidak berani KBY coba pada moge-moge 😀

Dalam membuat review ini, KBY yang bukan ahlinya tester, lebih fokus kepada riding impression serta mencoba seobyektif mungkin dan – meski tidak mudah – berusaha menghilangkan pengaruh sisa sisa riding Ducati Monster yang akrab dalam 2 hari belakangan.

Thanks for reading, mangga digeber lads…

96 KOMENTAR

  1. yg ngetest bahrelway,motor orang di buat wheelie,maen betot gas aja,untung yg punya titanigo coba kalo yg punya emeseyu,kan bisa amburegul..

  2. emg performa motor 150 cc 4 tak satu sm yg lain memang nggk terlalu signifikan om kobay.. entah itu DOHC atau SOHC.. nggk akan ada bedanya.. beda kalau udh 250 cc, DOHC sm SOHC cukup signifikan bedanya..
    ralat om.. limiter cbr 150 bukannya di 12000 rpm yak ?? trus redlinenya di 11500 rpm..

  3. wah, artinya ngga ada yg istimewa dong dari R15 selain cuma jual tampang dan banana Arm R6 wanna be? :))
    artinya masih mendingan beli ninja 150 aja ya om kobay, tinggal ganti knalpot racing, performa sudah pasti naik, jambakan setan dapet, lari jelas kencang, cuma pasti boros di bensin. (eh BTW katanya ninja 150 sekarang bisa irit juga nyampe 1 : 25-30 Km asal gasnya gak ditarik, mainnya smooth aja:)))

    • wah ini susah, waktu gw tes CBR 150, ay lagi dipinjemin numpak CBR250 satu minggu, jadi berasanya ya enak aja alias gada perubahan berarti.

      Ini dari Monster ke R15, so gak valid lah… gak bisa jawab hehehe

  4. Setuju kang, gampang diajak wheelie, saya nyoba punya temen, dia masih sayang2 R15 eeh saya geber sampai wheelie beberapa kali, hehe…. Perbedaan yg lumayan kerasa dibanding NVL rasio giginya lebih rapat (pengaruh 6 speed, NVL 5) kayaknya, putaran bawah boleh dibilang mayan nampol, ngga nyangka loh kan motor paje piring eh fairing, hehe… Overall menurut saya mayan lah, worth to buy, apalagi buat jones yg belom dapat pacar, xixixiiii…… *peace 😀

  5. Motor ini seperti mainan saya pribadipun juga ngerasanya begitu kang, di Bondowoso motor ini udah seliweran mayoritas yang bawa anak SMA sih mereka geber udah kaya bawa moge superbike. tapi tetep aja rasanya ini motor masih seperti mainan dan terkesan kopong dan ringkih, yaa meskipun motor saya pribadi cuman satria f yang gak jauh beda dari motor sekelasnya..
    intinya sporti sih gak, tapi terkesan maksa gitu..
    Just mi oppinion, no offense 🙂

    • sebenarnya saya juga masih agak ragu dengan statement saya sendiri, karena takut bias dengan motor yang sebelumnya…

      mungkin bisa lebih valid kalau saya turun dari skutik dan mencoba r15, atau sesama level, CBR 150 misalnya…

      Tapi anu, mmm.. waktu tes CBR 150 pun saya merasa mirip R15, ya kaya mainan hehehe…

  6. Kalo untuk whelie sih yg 100 CC jg enteng kang…
    Dulu bingits… Impressa 97 ay jg ringan tuh buat whelie, banyak anak2 pada latihan whelie pake motor ky ay di lapangan penjemuran padi…

  7. bro beda nya performa new vixion dan r15 apa nih?
    kata nya beda2 tipis..

    beda nya gimana??

    putaran bawah nya nonjok yg mana???

    utk stop n go enak mana ? selain masalah ergonomi tentunya

    • Gimana ya, ya beda tipis aja, tarikannya sama walau nafas R15 lebih panjang + kebantu ada gigi 6 nya…
      Bawahnya ay merasa lebih nonjok NVL.
      Stop n go enak NVL dong…

  8. pulsar 200 ns kurang enak kalo di buat jalan pelan2 ,,, mau nya di hajar 8000 rpm….
    cbr 150 bad as always..

    suspensi 200 ns kok keras bgtttt brak brak… ga isa di empukin tuh??

    cbr 150 suspensi empuk abiss.. tapi putaran bwh mem mem mem ble

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini