banner

Kobayogas.com – Hola lads, salam geberrr.. Suzuki Ignis terbaru yang punya nama New Ignis baru rilis beberapa hari lalu dan ternyata pembahasan di blog ini lumayan ramai meski gak sampai jengat wkwkwk, alhamdulillah. Nah pada artikel sebelumnya ternyata ada beberapa pembaca yang memiliki Suzuki Ignis lads, so KBY mintakan deh ke mereka bagaimana sih kesan pemilik terhadap mobil kecil nan lengkap dan gagah ini? Salah satu ada yang mengirimkan ceritanya, so ini dia review kekurangan dan kelebihan Suzuki Ignis versi pembaca kobayogas.com.. kuy disimak..

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. salam kenal Mang Kobay, perkenalkan nama saya Arie, menjawab tantangan Mang Kobay untuk membahas kekurangan dan kelebihan Suzuki Ignis maka saya memberanikan diri untuk menuliskan sedikit pengalaman bersama Suzuki Ignis GX AGS tahun 2017, mohon arahan dan bimbingannya suhu, (emangnya temperatur – red).

REVIEW SUZUKI IGNIS VERSI AT

Suzuki Ignis telah berada di garasi kami hampir tiga tahun, dibeli tepat pada gelaran PRJ tahun 2017 mobil mungil ini menjelma menjadi mobil favorit saya dan keluarga. Berawal dari kebutuhan Istri akan kendaraan roda empat untuk kepentingan antar jemput anak SD lalu disusunlah rencana dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk membeli sebuah mobil dengan ketegori MURAH, MATIC, KECIL.

Setelah melakukan penelitian singkat dan survey terhadap beberapa mobil yang beredar di pasaran maka pilihan jatuh kepada SUZUKI IGNIS type GX AGS dengan alasan yang sudah jelas, ya harganya dong, dengan harga yang paling murah dibandingkan mobil yang sejenis namun sudah dapat fitur yang menurut saya paling lengkap. Skip skip.. kami pergi ke PRJ, buat SPK di booth SUZUKI, inden sekitar dua bulan dan SUZUKI IGNIS GX AGS warna merah akhirnya tiba di rumah.

First impression, it’s a good looking car dari depan, samping dan atas tapi kalau dari belakang ya kita tidak usah berdebat lah ya, sudah banyak orang yang berdebat tapi gak beli hahaha. Sebagai catatan di garasi kami sudah terparkir Suzuki Escudo 1.6 MT 2006 dan Mobilio Prestige CVT 2014, saya pakai dua mobil ini sebagai perbandingan ya walaupun gak apple to apple.

TENTANG TRANSMISI AGS/AMT

Sedikit bercerita mengenai transmisi AGS/AMT, kayaknya ini yang paling sering jadi kambing hitam deh, jadi ini adalah kali pertama saya mencoba kendaraan dengan sistem transmisi AGS/AMT, ya karena ketika pertama beli dulu saya gak pake test drive, maka dapat ditebak bagaimana kesan pertama dengan transmisinya, kagok saudara-saudara, pakai mode matic gak kayak matic, pakai mode manual gak kayak pakai manual, ganggu banget, tapi seperti kata orang bijak, it’s not the car but the man behind the wheel, yeay ole’s at the wheel!!!

Setelah menghabiskan beberapa waktu mencoba memahami saya menemukan bahwa sistem transmisi AGS/AMT ini gak terlalu buruk, ya walaupun tidak semulus CVT dan tidak seresponsif manual tapi jika udah ketemu selanya asik juga kok. Modul “pintar” yang disematkan pada transmisinya memang masih kalah canggih sama feeling drivernya, jadi nyetirnya harus pake feeling:

TIPS MENGGUNAKAN TRANSMISI AGS SUZUKI IGNIS

Tips dari saya kira-kira seperti ini, pada mode matic untuk perpindahan gigi yang lebih mulus maka angkat pedal gas ketika mencapai sekitar 2000 RPM lalu dilanjut gas lagi, nah pada mode manual supaya responsif ya seperti naik mobil manual pada umumnya saja, pindahin ke gigi yang dikehendaki tapi gak nginjek kopling, sekali lagi feelingnya harus main. Sudah ditest Jakarta – Bandung lewat Puncak dan lewat Subang dengan kondisi jalan dan lalu lintas beragam no problemo.

PLUS MINUS SUZUKI IGNIS

Berikut ini adalah hal yang kami suka dan tidak kami suka dari Suzuki Ignis GX AGS yang telah menemani hari-hari kami selama hampir tiga tahun ini, kondisi mobil dari beli sampai sekarang masih standard ya..

Yang Kami Suka (PLUS):

  1. Ya pasti harganya dong, value for money banget (setidaknya waktu itu) dapat fitur lengkap dan Suzuki (dealernya mungkin) gak pelit bonus : karpet dasar, kaca film, talang air, cash back, e-money Rp.1jt (e-money jadi hal yang gak kami suka akhirnya).
  2.  Modelnya cakep, dilihat dari depan, samping, atas, belakang.. mmm.. belakang skip.
  3. Fiturnya lengkap, you name it, fitur yang ada di mobil premium (setidaknya gak ada di escudo dan mobilio) bisa ada di mobil harga segini, keyless entry, push start button, AC otomatis lengkap dengan pemanas, anti embun kaca, spion otomatis, Bluetooth, lampu projector, MID lengkap dll.
  4. Build quality mobil buatan Bollywood ini gak malu-maluin kalo diadu sama mobilio.
  5. IRIT, bensin irit, perawatan/service irit, ya khas Suzuki lah.
  6. Kecil, mungil, baru berasa enaknya mobil kecil itu ya ketika berkendara di jalanan Jakarta yang padat dan sempit, lincah dan gampang banget kalau mau u turn.
  7. Transmisi AGS/AMT nya bikin gak bosen kalo lagi berkendara, kalau lagi macet pakai matic kalau lagi pengen agresif pake manual, ya tanpa ekspektasi yang terlalu tinggi ya.
  8. Kabinnya kecil tapi surprisingly berasa lega, untuk penumpang dewasa leg room di belakang masih terbilang decent lah.
  9. Velgnya item dong, apa coba.

Yang Kami Tidak Suka (MINUS):

  1. Indennya lama (masih gak ya?) dan E-money nya gak dapet, padahal dijanjiin bonus PRJ eh sampe sekarang gak dapet juga (curcol) (HALO SUZUKI?? – RED).
  2. Dari belakang.. ya Allah maafkanlah hambamu ini.. jelek, bisa ganti sama model 2020 gak ya?
  3. Kalau nutup pintu harus kenceng, beneran, kayak nutup pintu angkot.
  4. Mobil cc kecil, tenaga dan akselerasi ya standard.
  5. AGS/AMT nya lemot, butuh waktu untuk penyesuaian.
  6. Ban kecil, terlihat cungkring dari belakang
  7. Head Unit masih standard belum touch screen.
  8. Kursi belakang tidak bisa dilipat rata dengan dek sehingga bagasi tidak maksimal
  9. Jok terasa tipis, berasa pegel kalo nyetir lama

Kesimpulannya daripada mending-mending, mending dibeli langsung cobain, gak suka ya beli lagi (ini maksudnya jual lagi kali ya? – red), dengan catatan ada duitnya, kalau duitnya ngepas ya kita nikmati dulu saat-saat bersamanya, kelebihan dan kekurangannya kita terima aja yekan..

Nah kira-kira itulah curcol dari saya sebagai pemilik dan pemakai Suzuki Ignis GX AGS 2017, tentunya ini merupakan pendapat pribadi ya bukan pendapat professional. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih ya Mang, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT, wassalam.. (Aamiin, waalaikumsalam – red).

===================

Naaaah lads, itulah sharing dari mang Arie yang sayangnya gak bilang tinggalnya di daerah mana, yang jelas kalau belinya di PRJ kemungkinan besar ya di Jakarta meski bukan berarti dari Sorong pun gak bisa beli di PRJ, misalnya hehehe..

Bagaimana? Apakah ada yang mau menambahkan dari pemilik Suzuki Ignis lainnya atau mungkin yang sudah pernah test drive? Mangga nyanggakeun lads.. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel lainnya, terima kasih sudah bantu sharing 🙂

33 KOMENTAR

  1. HKL hadir om ? uwu jangan sampai ortu saya tau kalau ini ignis buatan kuch kuch hotae ? kalau tau bisa batal euy ambil ignis ?

  2. Padahal kalo SIS mau poles desain belakangnya dikit aja bakal perfect nihh. Ya setidaknya poles model rear bumpernya lahh….

  3. Wow udah tayang aja nih.. sekedar saran kalo belom pernah nyobain transmisi model AMT/AGS mending test drive dl deh, kl bisa seminggu, karena testing is believing.. toh ini mau cari mobil bukan cari pasangan jadi bisa test drive dl..

  4. Mantap reviewnya, Diulas oleh pemakai yg sudah lama (3 tahun) tentunya lebih ngena dibandingkan sama yg test drive sehari dua doang.

    Kalau review agar dibanyakin yg versi user langsung gini Bay, lebih akurat.

  5. bagian belakang Ignis kalau dipasang spoiler, tampilannya langsung membaik.
    dulu sudah pernah test drive Ignis.
    transmisi AGS nya memang jauh lebih baik daripada punya Karimun, tapi tetap saja kurang sreg kalau dibandingkan dengan transmisi Torque Converter atau CVT.
    tapi kalau untuk orang yg baru pindah dari mobil transmisi Manual mungkin akan lebih cepat adaptasinya.

  6. mank transmisinya kenapa sih? suka pindah saat harusnya belum pindah dan ga pindah di saat harusnya pindah?

  7. coba lihat ke Ignis Australia. dgn harga yg sama, AT di sana sudah pakai transmisi CVT dgn fitur2 interior yg lebih…

  8. pacar yg tak paham soal mobil saja langsung JIJIK setelah test drive Ignis AGS, langsung pindah ke Brio.

  9. Jujur malah agak tertarik sama penasaran sama transmisi ags-nya ignis karimun, kayaknya cocok buat jarak dekat… Soalnya lumayan bisa punya mobil matik tapi ga harus rutin ganti oli transmisi yang jumlahnya gila2an.. Saya ada beberapa pertanyaan mang :

    1. Kira2 masalah reliability transmisi ags gimana ya? Apakah sudah ada issue/penyakit yang ditemukan? Secara overall awet mana transmisi ags sama matic konvensional?

    2. Kalo mode manual, misal kita memilih gigi terlalu tinggi di tanjakan & rpm ngedrop, apakah transmisi akan turun secara otomatis? Atau mobil bakal mempertahankan posisi gigi & mesin bakal stall?

  10. Oli matik perasaan biasa aja,biasanya oleh bengkel disuruh kuras(80rb km)…sebenarnya enggak perlu kuras karena kuras itu bila olinya mengental karena enggak pernah ganti….klu aku,ganti oli matik spt ganti oli mesin tp digantinya tiap 40rb km (tanpa kuras),malah temen aku banyak yg ganti tanpa kuras tiap 20rb km

  11. @anto, iya… Maksud saya soalnya kan si ignis pake amt jadi oli transmisinya kapasitasnya lebih kecil (sama kaya oli transmisi mobil manual) & ga perlu diganti berkala kaya mobil matic konvensional, jadi running costnya harusnya lebih rendah. Cuma yang saya gatau durabilitasnya gimana soalnya seumur2 gapernah make amt.

  12. Transmisi amt ignis perawatan spt manual persis.klu motor penggerak perpindahan giginya relatif awet dan mutah bila ada kerusakan

  13. kalo diliat liat, transmisi AGS nii kayak bebek non kopling kah? manual tanpa kopling dimana ganti gigi ttp harus tutup gas (maafkan kalo teori ngawur wkwkwk :p)

  14. Hadir maang.. jadi AGS tuh pada dasarnya transmisi manual dikasih modul yg otomatis nginjek kopling.. jadi perawatannya 11-12 sama manual

  15. EZ Clutch. modul AMT aftermarket, dulu iklannya suka ada di majalah/tabloid otomotif.
    sesuai namanya (Automated Manual Transmission), itu adalah transmisi manual yg ditambah modul sehingga jadi mirip transmisi matic.

    kalau orang yg sebelumnya setiap hati pakai transmisi matic, terus pindah ke transmisi AMT itu biasanya akan ndut-ndutan di awal, butuh waktu untuk adaptasi.
    tapi kalau sehari-hari biasa pakai transmisi manual, bakal lebih cepat adaptasi ke transmisi AMT. karena sama seperti transmisi manual, kalau mau pindah gigi harus mengurangi gas.

  16. Betul.. adaptasi mang, toh Vespa jadul aja kl kita udah bisa beradaptasi enak2 aja kok, menurut pemiliknya..

  17. mending ambil ignis klw dijual lg lbh cepet banding serion, Daihatsu/produo Serion beda klw mau dipakai sampai lama krn saingan jazz dan yaris krn

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini