banner

Kobayogas.com – Hola lads, salam geberr.. Meski beritanya udah gak hot dan mulai basi, tapi setelah baca sana sini kok KBY kayaknya pengen banget beropini tentang pembatasan umur kendaraan di Jakarta dalam rangka menekan polusi udara. Terlepas dari seorang biker dan juga four wheeler, KBY melihat dari sisi sebagai automotive enthusiast juga, apalagi tinggal di Jakarta, klop dah, apaan sih wkwkw.. Ini bukan masalah benar atau salah yes, jadi bagaimana opini tentang pembatasan umur kendaraan di Jakarta menurut ay?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan instruksi salah satunya soal pembatasan usia kendaraan pribadi pada 2025 dalam rangka menekan polusi udara yaitu Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Dalam instruksi tersebut, Anies meminta memperketat ketentuan uji emisi bagi seluruh kendaraan pribadi mulai tahun 2019 ini. Selain itu, kendaraan pribadi berusia lebih dari 10 tahun bakal dilarang beroperasi di DKI Jakarta pada 2025.

“… memastikan tidak ada kendaraan pribadi berusia lebih dari 10 tahun yang dapat beroperasi pada tahun 2025,” tulis Instruksi Gubernur tersebut seperti dikutip dari detikcom.

BELUM JELAS MOBIL ATAU MOTOR ATAU SEMUA?

Artinya tahun 2025 nanti kendaraan pribadi di atas 10 tahun tak lagi boleh beroperasi. Dalam instruksi itu memang tak dirinci kendaraan pribadi yang dimaksud mobil atau sepeda motor. Namun, bila merujuk data BPS DKI Jakarta, bila diasumsikan peraturan berlaku efektif pada 2025, maka kendaraan mobil penumpang produksi mulai 2014 ke bawah akan kena ketentuan ini.

Catatan BPS pada 2014, jumlah kendaraan yang terdaftar mencapai 3.266.009 unit. Artinya, pada saat itu ada sejumlah kendaraan berusia nol tahun atau lebih. Sehingga akan ada maksimal jumlah kendaraan kena aturan pembatasan usia operasi sejumlah itu.

ANGKUTAN UMUM JUGA KENA

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta diminta menyiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang Pembatasan Usia Kendaraan di atas 10 tahun pada tahun 2020. Selain kendaraan pribadi, Anies juga meminta untuk memastikan tidak ada angkutan umum berusia di atas 10 tahun dan tidak lulus uji emisi di jalan serta menyelesaikan peremajaan angkutan umum melalui program Jak Lingko pada 2020.

Comfort Mode pas banget buat macet macetan

Membaca ulasan di atas yang KBY sadur dari beberapa sumber, ada beberapa yang belum jelas nih lads, juga akan ada beberapa dampak yang menurut opini KBY akan timbul, yaitu:

  1. Belum jelas kendaraan pribadi yang dimaksud, mobil, motor, atau keduanya? Ini harus sangat jelas tercantum dalam instruksi nantinya.
  2. Ketentuan uji emisi, ini juga harus jelas standarisasinya baik nilai ataupun alatnya, artinya akan/ harus ada bengkel resmi maupun non resmi yang memiliki alat uji emisi yang sesuai standar ketentuan dari DisHub dan atau instansi terkait. Alat standar ini juga harus dimiliki dinas kepolisian jika ada razia seputar emisi, jangan mengandalkan aplikasi smart phone, please deh.
  3. Jika tujuannya menekan polusi dan mengendalikan kualitas udara, pembatasan umur kendaraan bisa jadi efisien karena dari sisi jumlah, mobil hingga 10 taun pasti gak terlalu banyak namun kurang efektif. Yang jamin kendaraan usia 3-5 tahun bakal punya emisi rendah siapa? Begitu juga dengan kendaraan di atas 10 tahun apa pasti gak lolos emisi? Kesannya kurang fair.
  4. Lebih baik beri insentif luar biasa untuk kendaraan low emission atau zero emission; ini yang belum berlaku di Indonesia, di luar negeri, kendaraan dengan emisi rendah atau bahkan zero seperti mobil hybrid ataupun listrik, pemiliknya dapat kemudahan banyak, dari kemudahan pembelian hingga pajak rendah. Kalau diberlakukan, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan berbondong bondong menyerbu kendaraan tersebut.. Hasilnya? Polusi dapat ditekan ke titik serendah mungkin.
  5. Poin nomor 4 bisa dicontohkan lebih dulu pada kendaraan para pejabat.
  6. Armada transportasi umum belum maksimal, menurut KBY mending benahin ini dulu deh, satu satu.. Kalau sudah enak, gak perlu dipaksa, masyarakat akan menggunakan dengan sendirinya kok.
  7. Mengajarkan Sifat Konsumtif. Mungkin untuk bagian ini sifatnya tidak instant, akan kembali kepada kemampuan finansial individunya. Tapi namanya trik, KBY percaya akan ada muslihat yang akan digelontorkan oleh para pabrikan otomotif. Caranya? Bagi yang gajinya ngepas atau lebih sedikit, akan hadir rayuan DP rendah, bunga rendah, bunga 0% hingga kemudahan tukar tambah. Alhasil akan ada dua “korban” di sini, yang belum pernah punya mobil dan yang punya mobil tapi ingin ganti ke tahun lebih muda. Siapa yang diuntungkan? Silakan tebak sendiri yes..

SEMPAT DISARANKAN 5 TAHUN

Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instan) Deddy Herlambang menilai pembatasan usia kendaraan 10 tahun yang dicanangkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bukan solusi untuk menekan tingkat polusi udara. Menurut dia, masalah polusi udara baru bisa ditekan jika pembatasan tersebut ditetapkan menjadi lima tahun saja.

“Kalau dengan alasan pertimbangan kemacetan mungkin bisa tapi kalau untuk polusi, mobil di atas usia lima tahun sudah buruk kinerja mesinnya. Setelah lima tahun, kinerja mesin akan menurun yang berpengaruh pada emisi gas buang dan otomatis menimbulkan polusi udara.

Tidak salah statement di atas, dengan catatan kendaraan tersebut tidak dirawat! Pake doang, isi bensin low octane, ganti oli kalau ingat, terus begitu sampai kendaraan aus spare partnya. Ga usah nunggu 5 tahun pak kalau begitu kondisinya mah.. asal generalisasi doang ah Bapak mah..

Tapi pada dasarnya, Pembatasan Umur Kendaraan Di Jakarta kalau untuk kebaikan bersama KBY sih setuju yes, tapi harus ada peraturan ketat dan jelas yang tertulis, jangan cuma tebang pilih, juga instansi pemerintah terkait emisi harus update dan bekerja beneran dalam mengawasi ujian emisi, jangan sampai ada istilah pasal karet atau peraturan mbalelo.. pertanyaannya, bisa gaaakk?

Baca juga artikel lainnya, terima kasih sudah bantu sharing 🙂

34 KOMENTAR

  1. mesti ada juknis dan level terapan Mang … kamsute akan ada penjelasan soal tipe kendaraan yg dibatasi misal : dimulai dari angkutan umum yg udah out of date, trus alat uji emisi ada dan dilakukan saat perpanjangan pajak STNK (macam kir angkutan umum)

    yg rempong tuh pas pelaksanaan banyak penyimpangan, misal : angkutan umum ala “vespa gembel” masih bisa lolos narik penumpang

  2. lihat foto diatas walah edan, jalan macet penuh mbeot, efek dp 0 persen juga ikut andil soal kemacetan dan polusi bahkan lakalantas…. tidak hanya dijakarta tp kota besar lainnya sama… pemerintah harus tegas soal ini, harus spesifik dan tepat. Sediakan angkutan masal nyaman dan murah seperti dinegara negara maju. anak sekolah dilarang bawa motor tegas ! jika dilanggar akan disita dan dimusnahakan, naikan usia minimal sim c jadi 23thun, kampanyekan hidup sehat ramah lingkungan dan aman tertib lancar dijalan raya, indonesia go green heart, indonesia bersih dan hijau sparkling of surabaya….

  3. Izin nyimak…. barangkali aja mobil usia >30 taon malah boleh mengaspal di jakarta, karena dianggap barang antiq…..

  4. Udh banyak yang resist bang.. salah satunya dr sebagian komunitas pecinta motuba.. yg merasa mereka ga berkontribusi banyak dalam soal polusi udara.. baik dr segi jumlah ataupun krn merasa kendaraan mereka terawat jg krn merasa jumlah motor yg mmbludaklah yg berkontribusi lebih banyak.. wlpn baru
    Tp menurut gw yg paling penting sebelum ada larangan, transportasi umum yg enak, nyaman dan cepat harus di benahin dan makin dilengkapin dan terintegrasi ga cuma di jalur2 utama tp menjangkau sampai titik terdekat tempat tinggal pencari nafkah.. kalau kondisi tersebut tercapai mungkin salah satu positioning blogger otomotif bisa jd bagian dr kampanye penggunaan angkutan umum dan disisi lain tetap pada peran aslinya membahas dan mereview seputar dunia otomotif . Ahahah

  5. mencoba mencerna sambil menikmati secangkir susu coklat hangat dan sepotong risol….di selipin secuil kenangan sang mantan yg semlem ketemu secara ga sengaja saat makan mie ayam di tmpt biasa hang out

  6. Sbg warga Bandung heheh… jd gini klo kt sy pembatasan umur kendaraan katakanlah misal 5 tahun ganti sbnrnya ok ok aja mungkin bisa menekan pembelian kandaraan soalnya org2 mikir “ah ngapain beli mobil apalg seken 5 taun harus diremajakan buang2 duit”, paling yg pusing ky taxol, grab G̶r̶e̶p̶e̶ car, golcar dll. Cuma justru ini masalahnya klo misalkan 5 tahunan itu wajib takutnya industri2 mobil nnti bikin mobil yg awet sekitar 5 tahunan, bahaya kan? Konsumen rugi, (lmpv penyok aja diributin apalg ini mobil2 yg cm awet 5 tahun) nah gtu kurang lebih mang menurut sy

  7. Sebetulnya bukannya orang2 itu ga bisa mikir sih, cuma sepertinya ada hidden agenda nerapin kebijakan yg terkesan grasa grusu gini.
    Salah satunya masalah pajak. Kalau masyarakat gonta ganti kendaraan bea balik nama pasti meningkat banyak, keuntungan pabrikan dan juga vendor part meningkat, pajak juga meningkat.. jadi rasanya tidak melulu masalah emisi yg dipikir mereka. Tinggal pajaknya itu beneran dimanfaatin untuk benahi transportasi umum apa ga.
    Sampai saat ini setau saya sepertinya cuma jatim yg beneran murni peduli emisi, mereka berani hapusin bea balik nama kendaraan listrik.. dengan resiko turunnya pendapatan pajak.
    Cuma sekedar opini warga biasa, bukan pengamat apalagi pengamit..

  8. DP 0 persen enggak dilarang karena memang tujuan mereka bukan untuk mengurangi polusi udara tapi agar pemasukkan naik lewat pajak ? padahal untuk mengurangi polusi udara gampang aja, larang DP 0%, naikkan pajak, lolos uji emisi sebagai syarat untuk bayar pajak, yang tidak lolos bisa memperbaiki sistem pembakaran dan pembuangannya, tingkatkan kualitas bbm, yang terakhir berlakukan EURO 6 untuk kendaraan terbaru. manusia2 pemerintahan tau apa sih tentang otomotif ? wong cuma disupirin kalo ke mana-mana ?

  9. Baru ane setuju banget nih sama rencana wan abut yang satu ini.. kalo ini di terapkan, semua transportasi yg armadanya sudah odong odong bisa hilang.

  10. Ya suka2 Gabener nya lah.

    Paling juga banyak diprotes terus sama Gabener berikutnya aturannya dicabut.

    Indahnya Indonesia.

  11. Bay logis gak kalo bini minta jual motor karena susah naik motor?

    Maksidnya nyindir yg lain. Yg ketampol si lexy. Xixixix. Ngah ngah ngah

    Ada ada aza

  12. Kalau memang mau fokus di masalah polusi udara, maka seharusnya ada kajian tentang hal apa saja yg menyumbang pousi udara di DKI.
    Apakah memang benar asap kendaraan (emisi gas buang) yg jadi penyumbang utama?
    Bagaimana dengan sektor industri (baik yg terkendali ataupun tidak), termasuk pembangkit listrik yg pakai bahan bakar fosil?

    Jadi, kalau mau menegakkan aturan uji emisi, jangan cuma di sektor kendaraan bermotor, tapi termasuk industri dan lainnya juga dong.

  13. Realitanya karna dp 0 persen itu yg bikin macet diseluruh indonesia jalan penuh mbeot….

  14. akibat munafik , klw udah muna bisa siapa aja yg bikin agenda aturan blm tentu panjang jabatan, yg bikin aturan abu2x ngk dibuat hitam putih, yg ngajarin hidup wajib sehat, tapi muna biarian anak bawah umur naek mtr dah ngk ada sim tak bersurat ngk bayar pajek, polusi kolusi eeh kkn…muna mah enak di gw dimana aturan kecuali … tulis nama elo ane n ente….hadir tanda tangan doang fisik ngk ada

  15. mau lulus uji emisi pake Premium, Pertalite dan Pertamax? Ngimpiiii….
    klo peduli ama lingkungan dari sekarang biasakan beli Pertamax Turbo, baik mocil 110cc sampai 1000cc, baik motor maupun mobil. Hapuskan Premium, Pertalite dan Pertalite. Octane terendah boleh lah Pertamax 95.

    Malah kalau perlu buang kendaraan pribadinya dan naik angkutan umum untuk pergi ke Jakarta. Itupun klo kuat berdiri berjam2 di KRL, Busway dsb nya.

  16. Tahun 2018 di jakarta saja, kemacetan mengakibatkan 65 trilyun rupiah bahan bakar terbakar sia sia. Katakanlah 50 trilyun (dari total 65 t) disumbangkan oleh 1,5 juta unit mobil pribadi di jakarta dan 1 juta unit mobil dari wilayah penyangga debotabek.

    Maka tiap pemilik mobil membakar sia sia uang sebesar:
    50 t : (1,5 juta + 1 juta) unit mobil = +/- 20 jutaan rupiah pertahun.

  17. kalau menurut saya sih ini cuman wacana anget2 tai ayam.
    kenapa? itu kan cuman jawaban berkelit di saat mendesak aja.. bingun cari jawaban karena tidak distudi mendalam sebelumnya (contoh ganjil genap).
    jaman Sutiyoso pernah diusulkan sistem ganjil genap, tapi tidak diterapkan karena memang pada akhirnya tidak efektif. itu kan pada dasarnya memindahkan kemacetan saja, belum lagi yang sanggup beli kendaraan lagi.

    ada pula belum memadainya angkutan umum di Jakarta, dari segala sisi..
    saya setuju sama poin2 diatas, yang mana memang rencana kebijakan ini sifatnya mengeneralisasikan semua kendaraan. sebagai contoh kendaraan tetangga saya aja baru umur 2 tahun sudah lebih polutif (secara visual knalpot ngebul) dibandingkan gl100 ’94 teman saya.

    tidak ingin menyinggung isu politik, menurut saya yang kita butuh itu sebenarnya memang gubernur yang beneran smart, bukan yang pengen kliatan smart. dan menurut saya yang sekarang cuman pengen keliatan smart. kalau pihak lainnya ya jangan ikutan latah lah, kasih donk masukan-masukan yang didasarkan atas studi yang mendalam..

    saya yakin kok kalau angkutan umum kita bisa seperti negara sebelah, banyak yang mau naik angkutan umum. klo disini kan uda nunggunya lama (salah 1nya karena kena macet), masuk kayak pepes, jangkauannya belum merata, dsb

  18. Menurut ane ini sih lebih kearah wacana aja, kalo emang mau di batasin. Gak bisa lah pemprov yg maju, harus pemerintah pusat. Banyak skema dan kebijakan pusat yg punya andil banyak. Toh itu janji nyapresnya 5 tahun lalu. Kemacetan dan banjir mudah di atasi jika presiden

    Faktanya emang lebih mudah di atasi kalo sinergi gubenur dan presiden kerja ssma, masalahnya dulu jaman si penista yg sohib presiden aja. Yg suka jilat presiden aja. Gak nyelesein masalah ini, apa lagi sekarang yg kasaranya lawan politiknya

    Pembatasan kendaraan 5 taunan perlu di kaji dari jenjs jenjs peraturan dan perpajakan nasional, karena jangan sampe niatnya mengirangi jumblah kendaraan yg beredar. Malah matiin industri otomotif. Jadi harus ada regulasi kendaraan lewat masa bakti kemana? Entah kudu di tujer baru, atau gimana. Kalo seperti ini artinya kendaraan harus lebih murah, banyak yg mikir harga kendaraan mahal karena kualitas, padagal kualitas kita udah angib anginnan. Jadi masalah utama di regulasi, pajak, dab kehahatan kejahatan yg bermain di situ

    Lagian keliatan kok. Pejabat dari tingkat lurah sampe presiden. Semua terikat sama konglomerasi.darimana dana mereka dan kekayaan naik pesat kalo gak memuluskan masalah ginian. Ngah ngah ngah

  19. Motuba meski penampakan knalpotny bersih, tp emisinya tinggi bang karena regulasi saat ini udah Euro 4 bahkan menuju euro 5. Motuba sulit dan bahkan g akan lolos karena umumnya pakai karburator. Menurut ane semua kendaraan itu menyumbang polusi. Baru atau lama, sedikit atau banyak tetap menyumbang polusi. Ga sah terlalu self defense thdp aturan baru. Polusi dah parah. Satu2nya jalan adalah pembatasan. Baik pembatasan jam (ganjil genap), pembatasan umur. Bahkan bisa jadi akan kearah pembatasan produksi.

  20. Jawabannya benar bang. Kendaraan adalah penyumbang terbesar. Di jakarta khusus sektor industri sudah mengarah ke pemakaian gas. Adapun untuk bahan bakar fosil industri jumlahnya masih jaaauuuhhhh dibanding kendaraan. Bahkan sepeda motor (R2) adalah sumbangsih terbesar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini