banner

Kobayogas.com – Hola lads, salam geberrr.. AKhirnya kita menuju review Honda ADV 150 setelah dibawa keliling Bali bagian kedua, atau tepatnya etape II dimana para rombongan setelah istirahat selama kurang lebih 15 menit di Jatiluwuh akan kembali riding menuju etape ke 2 dengan pit stop Kintamani. Jalur menuju Kintamani dari Jatiluwuh lebih menantang lads, tanjakannya lebih banyak, tak hanya panjang dan lurus tapi juga menekuk bahkan tak sedikit yang tikungannya tajam. Beberapa titik terdapat jalan berlubang, cocok untuk mencoba kinerja shock dari Honda ADV150, bukan begitu?

Trek menuju Kintamani bisa dikatakan merupakan ujian sebenarnya bagi performa Honda ADV150 hampir secara keseluruhan, kenapa ada hampir? karena tidak ada jalan lurus panjang untuk menggeber pol gas si ADV 150 hehe. Jalur seperti itu hanya ditemui di etape 3 dan 4, tepatnya di jalan bypass menuju Denpasar.

So, untuk jalur Kintamani bisa dikatakan seperti menuju ke Puncak Pass – tidak seekstrim Bromo pastinya – namun kalau jalan menuju Puncak itu lebar, jalur Kintamani bisa dikatakan sempit atau pas pasan untuk dua mobil. KBY kurang paham apakah jalur tersebut merupakan satu satunya rute menuju Kintamani atau ada lagi tapi rombongan memang sengaja dibawa lewat situ, entahlah.

PERFORMA, HANDLING, KENYAMANAN DAN PENGEREMAN

Pada artikel sebelumnya (baca: Review Honda ADV150 Part 1), KBY sudah membahas soal ergonomi, jadi gakan diulang yes. Bagian ini akan membahas seperti yang disebutkan di atas, performa, handling, kenyamanan dan pengereman.. ditambah bonus konsumsi BBM. Yak tiap rute KBY selalu memperhatikan perubahan pada AVG di speedometer ADV 150.

PERFORMA

Seperti ke arah puncak, rute Kintamani penuh dengan tanjakan, dan lebih parah atau lebih tinggi dibandingkan rute menuju Jatiluwuh sebelumnya. Disinilah performa mesin eSP warisan PCX diuji.. Hasilnya? Honda ADV 150 mampu melaju di semua tanjakan dari lurus panjang hingga tajam menekuk tanpa susah payah! Namun memang tidak istimewa, definisi istimewa di sini adalah tidak seperti membawa motor jenis bebek atau bebek sport yes yang tendangannya kerasa saat pindah gigi dan gas diputar.

Perlakuan menjaga performa mesin Honda ADV 150 adalah dengan menjaga torsi dan momentum.. Karena kita rombongan, kadang di depan itu mengerem dan kita juga ikutan, kalau ngeremnya di tikungan pas nanjak dan jarak terlalu dekat dengan peserta di depan maka bisa kehilangan momen tenaga, apalagi skutik itu bukanlah motor dengan transmisi seperti bebek atau motor sport yang saat kehilangan momentum bisa menurunkan gigi.

JAGA MOMENTUM TENAGA MESIN

Semua skutik akan mengalami hal tersebut, perbedaannya adalah, kalau mesin VVA dengan offset cc lebih besar plus tambahan 2 katup seperti pada NMax misalnya, di gas dalam bisa dikatakan reaksinya lebih cepat dalam meraih momentum torsi, tidak demikian dengan mesin ADV 150, ini sudah hukum dari sananya, 4 lubang hidung akan lebih cepat menghisap dan menghembuskan udara dibanding 2 lubang yes?

Jadi, yang KBY lakukan ada dua cara, kalau momennya saat gas sedang tertutup, maka saat ngegas kembali putaran gasnya tidak bisa langsung pol, mesin akan terasa ngempos dan butuh waktu lebih untuk mencapai torsi ideal. KBY membuka gas sekitar setengah dan kemudian perlahan menambah hingga habis, cara ini sukses membuat ADV 150 tidak pernah ketinggalan dari rombongan depan. Cara kedua, gas jangan ditutup tapi panteng seperempat agar torsi tetap terjaga, resikonya, biasanya konsumsi bbm lebih boros dengan cara ini.

 

Hasil tiap rider bisa berbeda yes, kalau nanti lads menemukan ada review tenaga ADV 150 ngempos, ya berarti dia gak/ belum tau caranya aja sih (atau bisa jadi dapat unit kurang sehat).  Kesimpulannya, performa mesin ADV150 ini bertenaga tapi tidak istimewa.

KONSUMSI BBM – TETAP IRIT!

Ada relevansinya dengan pembahasan di atas, dengan cara menjaga momentum dan gradually menambah gas, bahkan untuk rute menanjak seperti Kintamani, konsumsi BBM Honda ADV 150 tetap terjaga keiritannya, hanya turun sedikit dari 52,5km/liter menjadi 51.7km/liter. Irit kan?

HANDLING

Rute Kintamani juga membuahkan hasil akan handling alias kelincahan dari Honda ADV150, masih tetap seperti pada rute etape 1 menuju Jatiluwuh, saat diajak menikung cepat atau saat ketemu tikungan panjang, bodi ADV 150 sangat menurut dan lincah. Begitu juga saat harus menghindari lubang di kecepatan lumayan tinggi, sangat predictable dan gesit.

KENYAMANAN

Entah karena sudah mulai terbiasa atau seiring perjalanan menuju 118 km suspensinya sudah mencapai level optimal, KBY merasakan suspensinya tidak sekeras etape 1 lads, joknya juga lebih empuk – tapi kalau ini pasti faktor beban, namanya juga didudukin terus menerus yes wkwkwk.. Sayang busa joknya yang sudah lebih empuk dari PCX masih kurang tebal. Sementara itu pelapis jok yang bergeser sejauh ini tidak sampai mengganggu konsentrasi.

Nah saat menemui jalanan berlubang, KBY sengaja melaluinya dengan kecepatan lumayan, sekitar 40km/jam.. terdapat bunyi tumbukan pada suspensi depan yang normalnya akan ditemui motor apapun – kecuali motocross yes – pada kondisi tersebut, jadi KBY tidak terlalu pusing akan bunyi yang timbul, secara lobangnya juga dalem wkwkw..

Tidak ada keluhan yang timbul maupun perubahan handling – setelah menghajar lobang – sepanjang rute menuju Kintamani dan juga Denpasar, dicek juga tidak ada yang rembes. Lolos uji lah.

PENGEREMAN

Karena rutenya di dominasi tanjakan, pengereman tidak terlalu banyak dilakukan, sama seperti etape sebelumnya, kinerjanya memuaskan dan ABS nya tidak sampai bekerja. Artinya cariaman berjalan dengan lancar.

KESIMPULAN

Meski mampu menanjak dengan sangat baik, tapi memang cukup terasa kalau tenaga ADV 150 ini tidaklah istimewa. Keluhan bisa jadi akan hadir dari rider yang terbiasa melakukan gas pol. Sepertinya sudah saatnya AHM atau Honda memberikan opsi mesin dengan tenaga yang lebih mumpuni meskipun sifatnya gak urgent juga sih.

Kembali konsumsi BBM nya menjadi catatan yang luar biasa, udah diajak nanjak, di gas terus, tapi masih menunjukkan angka di atas 50km/liter. Istimewa sih untuk keiritannya.

Artikel berikutnya akan menjadi penutup artikel tematis review Honda ADV150 Turing Keliling Bali. Etape 3 dan 4 menjadi akhir perjalanan rombongan kembali ke Denpasar. Pada rute tersebut KBY bisa mendapatkan top speed yang sejauh ini kayaknya rekor gw yang pegang sih wkwkwk.. Penasaran? Stay tune yes.

Baca juga artikel lainnya, terima kasih sudah bantu sharing 🙂

Mangga digeber ladsss… Thanks for reading and sharing this article…

Kunjungi juga blog di bawah ini ya.. www.sakahayangna.com

    • Email me: [email protected]
    • Facebook : @kobayogas
    • Twitter : @kobayogasblog
    • Instagram: Kobayogasblog
    • YouTube channel: Yogas Kobayogas
    • Path: Yogas Kobayogas.com

22 KOMENTAR

  1. itu mah karakter ridernya broh.. gue aja pake mbit langsung sasak, ga peduli jalan lobang ato ga ada aspalnya. masih nyaman lah daripada merek sebelah. setangnya pada geter geter.

  2. Mang kobay kalau ngetes emang beda dri yang lain ??
    Kalau masalah top speed..pasti beda dikit dri yang gua dapatkan..gua lebih ringan dri mang kobay , eeh belum ya? Ada kemungkinan mang kobay bisa lebih ngacirr dri gua? Jawabannya jilid k 3..eh etape 3 ?

  3. Mungkin sudah waktunya honda keluarin mesin 4 valve + vtech utk matic 150cc nya biar gak ngos-ngosan klo dapet tanjakan yg lumayan tinggi ,apalagi jika plus beban boncengan mngkin lebih ngoyo lagi mesinnya.

  4. Gk harus ganti mesin. Yg penting nyaman dan getaran gk kasar. Dan irit juga sih.

    Makin kesini orang tuh yg penting makin nyaman mesin, makin irit, ramah lingkungan. (Kecuali motor” pure hobby)

    Ingat nggk tahun 90-an, mereka yg dibahas hampir cuma di kecepatan.
    Makin kesini mulai berkembang di pengereman, kenyamanan, keiritan, dll.

    Dan manusia adalah makluk yg paling bisa utk beradaptasi, sama sprti dulu… Mula” mereka protes, motor kok makin kesini lemot, berat… Tp akhirnya mereka mulai menerima tanpa terasa (dgn munculnya alasan baru utk beli motor sprti desain, fasilitas, pengereman dll).
    Apalagi ini motor matic, mngkin arahnya honda tuh kesono, yg diaraih itu kenyamanan dan efesiensi, krn kalau yg dikejar kecepatan/power, yg jelas akan mengurangi kenyamanan.
    Makanya mereka tahan bullyian utk matic dgn power terkecil, krn mereka menunggu adaptasi “manusia” dr orientasi power beralih ke kenyamanan, dgn real experience kejadian sehari-hari (bukan dari kaum komentator di dunia maya.. wwkkkk)

    Dan haloooo ini matic gitu lo… Wkkkkk

  5. Kadang terlalu mengecilkan arti 2 klep , selisihnya dg 4 klep yang ada juga gak seberapa ? 4 klep saling rebutan 1 lobang pipet..2 klep saling rebutan 1 lobang pipet ( mau keluar kek- masux kek ) ..enakan mana hayo ? kecuali yg 4 klep punya diameter blok dan seher jauh lebih luas , baru signifikan bedanya ?
    Kalau ukuran blok dan seher mirip2 mah..2 klep cukup diborosin dikit ala 4 klep hasilnya juga bisa sama ? apalagi ‘ katanya ‘ H itu punya injektor terkecil didunia .nah wajar toww? Coba digedein ?
    4 klep dah pasti lebih banyak kebutuhan bahan bakar dari pada 2 klep ? kalau hanya ngejar porsi power dri 4 klep..borosin saja si 2 klep dikit .. dijamin imbang ?
    Jadi..kalau rumahnya 4 klep lebih luas daripada 2 klep , itu baru ada perbedaan ..selama luas rumahnya mirip2…hasilnya juga mirip2 ?

  6. Orang luar dikasih 4 klep mungkin kaga mikir bayar bahanbakar pertamaxnya.. lah disini ? Dikasih 4 klep larinya malah kadang sampe ke bensin subsidi ? 2 klep diminumin pertamax juga bisa nyakar2 4 klep yg minum bensin tadi ?
    Efisiensi itu bagian penting juga dari tekhnologi , jadi disini H dah berhasil memberikan sedikit bagian dri tekhnologi tsb tanpa harus mengorbankan yang semestinya .
    2 klep malah bisa lebih buas nantinya ? Itu baru technologi ?
    Mau kenceng? Naik 250Rr wkwk ?
    ( Tulisan gua..buat jaga2 jika ntar ada fby yang mau komen ) ?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini