banner

recall

KBY – Masih (aja) seputar recall hehe. Kali ini KBY akan beropini dengan mencoba menempatkan diri sebagai pihak Produsen. Pada postingan sebelumnya KBY sempat beropini, mengapa Recall terlihat sulit dan bahkan menjadi aib bahkan momok bagi produsen (otomotif) di Indonesia. Kali ini mari kita sama sama melakukan sudut pandang dari sisi produsen itu sendiri. Artikel ini akan lebih fokus terhadap produsen roda dua di Nusantara.

Tak ada satupun produsen yang ingin kehilangan marketnya, mau itu produsen makanan sampai dengan otomotif. Inginnya adalah market tetap terjaga dan diusahakan terus melonjak bahkan memimpin. Hal yang sangat lumrah tentunya. Pun begitu, setiap produsen mempunyai divisi Responsibility terhadap konsumen, recall adalah salah satu opsi (terakhirnya). Jika bisa dihindari, maka Recall tidak harus dilakukan, tapi jika itu merupakan satu bentuk tanggung jawab terhadap produknya, Produsen tentu akan melakukan public recall.

Yang unik, unlike market lain bahkan dengan sesama market otomotif pun, market roda dua di Indonesia ini unik, sangat unik malah. Kita mengenal adanya Fan Boy, di setiap produk bahkan sampai olahraga, ada fan boys sepakbola, fan boy gadget, fan boy roda empat, dlsb. Nah fan boys roda dua ini agak agak nyeleneh kalau tidak mau dibilang sinting, mereka dengan senang hati tanpa dibayar pun siap menghina produk kompetitor… mantap kan? Bahkan sikap ini pun merambat sampai ke dealer dealer tempat produk roda dua dijual. Luar biasa.

iklan NVL

Akibat dari penghinaan atau Black Campaign yang terjadi di dunia roda dua ini, maka membuat produsennya berpikir berkali-kali untuk melakukan yang namanya Public Recall, sebagaimana yang diopinikan komentator masbro Rain Coat sbb:

Kayaknya bukan cuma masalah gengsi gan
Inget waktu vario pertama kali muncul?
waktu itu AHM terang2an melakukan RECALL
Tp kadang niat baik perusahaan ini selalu dijadikan senjata BC pihak kompetitor.
Dgn spanduk besar2an kompetitor mengatakan klo produk tersebut adalah produk gagal.
Mungkin salah satunya karena alasan ini pabrikan jd lebih hati2 melakukan Recall.
IMHO.

Jadi, KBY out of opinion bahwa, Public Recall bisa saja dilakukan oleh produsen, malahan mudah lah itu bagi mereka, tapi menghadapi Black Campaign ini sesuatu banget… tidak bisa dikontrol dan cenderung berbahaya. Well, sepertinya memang alasan ini yang sangat masuk akal bagi mereka untuk menghindari yang namanya Public Recall… Bagaimana?

Thanks for reading and sharing lads…

sunye honda cr-z (1)

61 KOMENTAR

  1. Emang fans boy disini ngeri2…kalo liat komentar di artikel2 blog otomotif bikin bulu kuduk merinding bacanya…
    Bahasanya kasar banget, menghina seenak udel, jd tadinya baca artikel dpt pengetahuan trs bc komentar jd ilfill, sy suka gak tahan baca komentar para fanatik ini…gak kuat sama bahasanya, jd komentar yg positif yg bisa jd bahan diskusi yg baik, malah ketutup sama komentar ala fanatik ini…

  2. Harusnya yang penting itu kita kumpulkan kritik pedas ke pabrikannya supaya kedepannya selalu bikin produk yang berkualitas….. Ehh, ini malah bece membece produk…. Ckckck
    Nice artikel kangbro… Thumbs up

  3. Om kobay sudah tertular marwoto-isme… Ngoahahaha… Moga2 gk ktularan “kecerdasan ala dewa khayangan” nya marwoto

    #gk percaya, cb lihat koment “ngahahahhaha”

  4. Klo motor banyak penyakit emg sudah seharusnya dipanggil untuk diperiksa (kalo gk mw disebut recall)… Tlg dong yg pnya akses ke ngahaem, tes motor itu dijalan, ratusan km, variasi kondisi jalan spy ketahuan weak spotnya… Jgn cm di puter2 di sirkuit, akhirnya konsumen yg jd kelinci percobaan. Cb klo gk da fby, blm tntu tuh ngahaem melakukan pemanggilan dan pemeriksaan utk karya “fenomenal” mereka…

  5. sisi bagusnya keberadaan fanboy sinting gratisan itu kolom komentar jadi kocak wkwk :mrgreen:

    uniknya lagi sejak rame keberadaan fanboy sinting gratisan tadi, keberadaan sales beneran tukang BC di dunia maya jadi berkurang atau hilang, mungkin segan menghadapi komen sinting fanboy tadi wkwkw

    gak tau sales beneran atau bukan kalo jaman dulu sering banget ngelihat komen BC begini.
    “saya kapok pakek motor merk itu, boros belum setahun sudah ngebul… bla bla bla”
    “saya kapok pakek motor itu, boros belum setahun sudah turun mesin… bla bla bla , pilih yg sudah terbukti aja merk ini… bla bla bla” :mrgreen:
    bukan cuma di artikel bloger tapi juga di kolom komentar berita macam detik.com dll

    kalo sekarang ada komentar begitu langsung kena gontok fanboy sinting 😀

  6. sepertinya untuk recall, ada persentase tertentu dari seluruh produk yang dipasarkan.
    jika hanya 1-2, mungkin akan dihadapi oleh ahm dalam bentuk pelayanan komplen.

    • betul kak bro, sudah pernah disampaikan di artikel sebelumnya….
      Recall itu kondisinya harus sekian persen dari total yang sudah diproduksi, sehingga bisa dimasukkan kategori recall.

  7. kadang2 konsumen juga “bokis” bro
    setelah melakukan modif, trus ada yang rusak, kondisi dibalikin ke asalnya, trus komplen
    jadinya blur, tuh rusak karena cacat produksi atau karena modif “diam2”.

  8. tergantung pasarnya. kalau produk2 yang lebih high-end, konsumen justru senang, karena diperhatikan pabrik. dr kompetitior ga ada bc bc an.

    mana ada sih kendaraan yang 100 persen sempurna. BC BC an itu kan kerjaan orang yang ga punya hal penting lain utk dikerjakan. Daripada bece bece an lebih baik nyari cabe-cabe an. eh?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini